Belakangan ini kita di kejutkan dengan munculnya model bisnis baru dari sebuah jasa transportasi layanan antar kendaraan bermotor roda dua atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Ojek. Namun Ojek yang satu ini berbeda, dengan memanfaatkan aplikasi dan manajemen yang baik saat ini Go-jek menawarkan jasa layanan antar tidak hanya sebagai alat transportasi yang dapat mengantarkan kita kemana pun kita inginkan tetapi juga dapat mengantarkan Makanan, Belanjaan, menitipkan suatu paket (kurir) atau lebih ekstrimnya dapat mengantarkan barang Anda yang tertinggal di Rumah ke kantor Anda yang pasti di jamin Aman.

Yang lebih menghebohkan lagi diberbagai media dan pemberitaan dikatakan bahwa pengemudi Go-jek ini bisa mendapatkan penghasilan mencapai 10 bahkan 15 juta Rupiah per Bulan. Sebuah pendapatan yang menggiurkan, karena bisa di bayangkan di masa sulit seperti ini dimana barang-barang mengalami kenaikan harga, kurs Rupiah mengalami pelemahan terhadap Dollar, banyaknya PHK yang terjadi karena adanya perlambaran ekonomi, angka tersebut dapat Penulis katakan Fantastis. Coba Anda bandingkan saja, misalkan Anda seorang lulusan S-1 yang sedang mencari pekerjaan di Jakarta berapa kira-kira gaji yang Anda dapatkan? Mungkin hanya sekitar 3-5 Juta per bulan, oleh karena ini Penulis katakan Fantastis pendapatan 10 – 15 juta per bulan hanya dengan menjadi pengemudi Ojek sebuah profesi yang selama ini mungkin hanya di pandang sebelah mata.

Disini Penulis mencoba mengulas sebenarnya apa yang berbeda dari Ojek Pangkalan dan Go-jek serta apakah memungkinkan hal tersebut terjadi bahwa pengemudi Go-jek bisa mendapatkan pendapatan yang fantastis? Apa rahasia di balik hal tersebut?

Pertama – tama mari kita coba lihat apa perbedaan Ojek Pangkalan (OP) dengan Go-Jek? Ya, benar perbedaannya adalah Go-Jek menggunakan aplikasi di HP sedangkan OP tidak. Lalu apa bedanya? Bahkan OP sekalipun sudah melengkapi dirinya dengan HP yang terkadang sudah mempunyai langganan tetap. Sebagian dari kalian mungkin punya OP langganan yang biasa mengantarkan anda kemanapun. Anda tinggal menelpon atau sms, OP akan datang menjemput Anda kerumah. Namun kalau kita coba renungkan lagi apa bedanya ternyata lebih dari yang kita bayangkan, kalau OP ini gemar menunggu pelanggan di Pangkalan sedangkan Go-Jek menjemput pelanggan dengan kekuatan aplikasinya.

review gojek voucher credit gojek 3Dengan aplikasi Go-Jek, para pengemudi tidak perlu menunggu lama pelanggan dan membuang waktu di pangkalan. Aplikasi Go-Jek melakukan sentralisasi pemesanan dan membagikan ke para pengemudi yang dekat dengan lokasi Pelanggan (seperti sistem pemesanan Taksi). Hal ini menyebabkan waktu tunggu pengemudi menjadi sedikit sekali, sehingga para pengemudi Go-Jek lebih efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya.

Apa yang dilakukan oleh Nadiem Makarim sebagai Go-Jek sebenarnya bukan hal yang baru, namun penerapannya dalam dunia per-ojeg-an? Ya, itu merupakan terobosan besar. Seperti dikatakan di website Go-Jek bahwa Go-Jek adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi Ojek. Sistem yang digunakan Go-Jek dalam menjalankan bisnisnya adalah sistem manajemen supply chain yang bernama Just In Time.

Apa itu Just in Time (JIT) Management?

JIT adalah sebuah sistem supply chain management yang mempunyai tujuan untuk mengurangi pemborosan waktu serta respon dalam proses produksi mulai dari supplier hingga ke pelanggan. Sistem ini berasal dan di kembangkan di Jepang pada tahun 1960 hingga 1970 diaplikasikan oleh Toyota (Ohno, 1978). Beberapa waktu lalu, di perusahaan tempat saya bekerja masuk seorang Direktur yang berasal dari Toyota, beliau sudah di Toyota selama hampir 15 tahun dan bercerita bahwa untuk memproduksi satu buah mobil Avanza hanya membutuhkan waktu 90 detik. Mungkin Anda ada yang sudah tau atau ada yang masih kaget akan hal tersebut karena yang di bayangkan kita Mobil adalah suatu barang yang amat Kompleks dalam pembuatannya. Bagaimana mungkin dalam 90 detik bisa membuat mobil?

Coba Anda bayangkan produksi yang lebih sederhana, misalkan dalam perusahaan Roti, urutan proses pembuatan roti kurang lebih secara sederhana adalah mulai dari pengocokan telur lalu pembuatan adonan tepung, lalu pencampuran adonan tepung dan telur lalu pemanggangan adonan. Setiap proses membutuhkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya, anggap saja Pengocokan telur 1 menit, pengocokan adonan tepung 2 menit, pencampuran adonan tepung dan telur 2 menit, pemanggangan 3 menit. Kalau dilakukan proses secara berurutan (sequence) maka total waktu proses untuk membuat roti adalah 8 menit.

1

Jika ingin proses yang lebih cepat maka setiap proses harus dilakukan secara bersamaan dengan berpatokan kepada waktu proses yang terlama yaitu pemanggangan (3 menit).

2

Dengan proses diatas maka roti dapat di produksi lebih cepat dengan waktu 3 menit dibandingkan proses sebelumnya. Hal tersebut yang dilakukan Toyota sehingga bisa memproduksi mobil dengan cepat serta lebih efektif dan efisien.

Yang saya paparkan diatas hanya salah satu dari banyak cara dalam penerapan Sistem JIT, dimana dalam JIT sendiri ada banyak cara untuk melakukan efisiensi seperti jumlah persediaan (stock) yang minimal digudang, pembenahan layout pabrik, Perbaikan lini proses, pengurangan waktu setup (contoh diatas), total quality control dan tenaga kerja yang fleksibel.

Prinsip JIT tersebut di terapkan Go-Jek dalam menjalankan bisnis transportasi ojeknya, dengan memanfaatkan teknologi infomasi yang sudah semakin berkembang menggunakan aplikasi Real Time. Didukung aplikasi Real time memungkinkan Go-Jek melakukan proses sentralisasi pemesanan secara langsung, lalu ribuan order yang masuk di distribusikan Go-Jek keseluruh armada pengemudi (para pengemudi Go-Jek mempunyai Gadget dengan aplikasi Go-Jek) yang berada pada titik paling dekat dengan yang memberikan order, secara Real time sehingga mampu memotong waktu mangkal pengemudi. Proses ini berjalan secara kontinyu sehingga bisa dibayangkan produktivitas para pengemudi Go-Jek meningkat secara drastis. Secara otomatis hal ini lah yang menyebabkan juga pendapatan pengemudi Go-Jek meningkat Jauh di bandingkan dengan OP.

Mari kita coba simulasikan secara kasar, tarif Go-Jek per km adalah Rp. 4000, dengan minimal pembayaran 25.000, dan maksimal jarak tempuh adalah 25 km. Skema pembagian hasil adalah 80% untuk pengemudi Go-Jek : 20 % untuk Manajemen Go-Jek. Jika dalam satu kali perjalanan dapat mengantarkan sejauh 15 km dengan waktu tempuh 45 menit di Kota Jakarta yang macet. Maka jika pengemudi bekerja 8 jam sehari dia bisa mendapatkan 10 kali perjalanan dengan asumsi pendapatan sekali trip (15 km) Rp. 60.000, dengan system bagi hasil maka uang yang diterima adalah 48.000 dikali 9 perjalanan (dikurangi waktu istirahat) menjadi Rp. 432.000 dalam waktu sehari. Jika di kalikan 25 hari kerja maka total pendapatan sebesar Rp. 10.800.000. Bagaimana jika dia tidak hanya bekerja 8 jam sehari? Atau dia bekerja lebih dari 25 hari kerja dalam sebulan? Kalian bisa mengira sendiri berapa pendapatannya, Apakah Anda berminat? Hehe…

Dari apa yang coba Penulis paparkan diatas, yang jelas Nadiem sudah menciptakan revolusi industri transportasi Ojek yang tadinya merupakan sektor informal menjadi sebuah mata pencaharian yang lebih menjanjikan. Selain itu Go-Jek juga memberikan nilai lebih secara nyata kepada kedua pihak (Pengemudi dan Penumpang), yaitu dengan meningkatkan pendapatan pengemudi dan menambah sisi kenyamanan penumpang atau pengguna. Ya, sebuah kenyamanan karena pengguna Go-Jek tidak perlu tawar menawar (yang mana tidak semua orang suka itu, termasuk saya), Aman (identitas pengemudi jelas terecord di Data Base Go-Jek, kita dapat men-track posisi Go-Jek yang akan menjemput atau mengantarkan kita dan  adanya fasilitas helm, masker serta jaket).

Namun, ada yang masih menjadi pekerjaan rumah dari Nadiem yaitu dengan tantangan adanya perlawanan dari OP karena keberadaan Go-Jek sendiri mengakibatkan pendapatan mereka berkurang (Ya jelas berkurang orang kebanyakan nongkrongnya!! Hehehe…), selain itu adanya potensi Follower bisnis Go-Jek yang mulai bermunculan seperti Grab Bike, Go-Jek Syarii, Blu-Jek dan mungkin masih banyak lagi. Apa antisipasi Nadiem selanjutnya, mari kita simak bersama strategi apa yang akan digunakan oleh Go-Jek untuk mempertahankan keunggulannya.

darwins-quote-1

Sebagai penutup, penulis ingin mengutip quote dari seorang Charles Darwin “It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent that survives. It is the one that is most adaptable to change” sebagai nasihat serta refleksi dari perlawanan para OP. Dengan perkembangan teknologi terjadi pergeseran dari berbagai aspek di masyarakat baik aspek sosial, bisnis, ekonomi, politik, dll. Suka tidak suka, mau tidak mau kita harus dapat menyesuaikan diri dari berbagai perubahan yang ada di Lingkungan kita atau kita akan terlindas oleh perubahan dan musnah. Tindak kekerasan yang dilakukan akan semakin merugikan karena sekarang ini masyarakat sudah mulai melek Hukum. Sementara dalam berbisnis juga tidak ada larangan untuk melakukan inovasi, justru dengan inovasi suatu bisnis akan terus berkembang dan bertahan hidup. Jadi apa yang akan Anda lakukan pengemudi OP? Masih mau berpikir kuno, apatis atau melawan terhadap perubahan yang ada?